Tahap pembuatan laporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
A. NERACA (Balance Sheet)
1. Pengertian Neraca
Laporan Posisi Keuangan (balance sheet atau statement of financial position) atau yang biasa dikenal sebagai neraca adalah suatu bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan atau entitas bisnis yang dihasilkan dalam suatu periode akuntansi dimana menunjukkan posisi atas keuangan perusahaan atau entitas bisnis tersebut pada akhir periode akuntansi tersebut yang bisa menjadi dasar dalam menghasilkan keputusan bisnis.
2. Struktur Neraca
Posisi Neraca Keuangan terdiri atas Dua (2) pos yaitu Aktiva (Aset) dan Pasiva. Dua pos tersebut terdiri atas 3 unsur yang terdiri atas aset (aktiva), dan pada pos Pasiva terdiri atas kewajiban atau hutang (liabilitas), dan ekuitas atau modal (equity). ketiganya dihubungan dengan prinsip persamaan dasar akuntansi berikut:
Aktiva = Kewajiban (Utang) + Modal
Informasi yang bisa disajikan didalam neraca diantaranya posisi atas sumber kekayaan perusahaan atau entitas dan sumber dari pembiayaan untuk mendapatkan/memperoleh kekayaan perusahaan tersebut didalam suatu periode akuntansi. baik itu 3 bulan, 4 bulan atau tahunan.
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
Pernyataan Standar Akutansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa dalam neraca harus disebutkan
- Entitas bisnis menyajikan aktiva lancar terpisah dari aktiva tidak lancar dan hutang (kewajiban) jangka pendek terpisah dari hutang (kewajiban) jangka panjang terkecuali pada indistri atau jenis usaha tertentu yang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan khusus. Aktiva lancar disajikan dengan menurut pada urutan likuiditas (kelancaran) dan sedangkan utang atau kewajiban disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo
- Entitas binsis wajib mengungkapkan informasi nominal jumlah tiap aktiva yang akan diterima serta utang (kewajiban) yang dibayar sebelum dan sesudah 1 tahun (12 bulan) dari tanggal neraca.
- Jika perusahaan (entitas bisnis) meyediakan barang dan jasa didalam siklus operasional perusahaan yang bisa diidentifikasikan dengan jelas, maka klasifikasi aktiva lancar dan tidak lancar serta utang jangka pendek dan utang jangka panjang dalam sebuah neraca memberi informasi yang bermanfaat dgn membedakan aktiva bersih sebagai modal kerja dengan aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan jangka panjang
3. Bentuk Neraca
Bentuk Neraca dalam laporan keuangan perusahaan umumnya lebih sering menggunakan bentuk yang memanjang kebawah, walau tak jarang pula yang menggunakan bentuk neraca keuangan kesamping, kesemuanya boleh boleh saja diterapkan dalam neraca. Dalam penerapan bentuk suatu neraca keuangan hendaknya disesuaikan bentuknya dengan jumlah pos akun yang digunakan oleh prusahaan. bentuk neraca yang memancang ke bawah lebih efektif untuk digunakan apabila akun dalam perusahaan tersebut banyak.
Bentuk Neraca keuangan yang memanjang ke bawah ini biasa disebut dengan istilah bentuk Stafel. Perusahaan besar yang memiliki pos atau akun yang banyak seringkali menggunakan bentuk ini. dan bentuk neraca yang menyamping disebut juga dengan Bentuk Skontro. bentuk neraca model ini akan dengan mudah untuk diterapkan apabila akun dan juga nilai yang ada pada perusahaan jumlahnya sedikit.
4. Contoh Neraca
salah satu contoh Neraca yang sederhana:
a. Neraca Model Skontro
NERACA PT ALI | |||||
Per 31 Desember 2015 | |||||
Aktiva | Kewajiban dan Ekuitas | ||||
Kas | Rp xxx | kewajiban | |||
Piutang | Rp xxx | Utang Jangka Pendek | Rp xxx | ||
Persediaan | Rp xxx | Utang Jangka Panjang | Rp xxx | ||
Total Aset Lancar | Rp xxx | Total Kewajiban | Rp xxx | ||
Aktiva Tetap | Ekuitas | ||||
Tanah | Rp xxx | Modal | Rp xxx | ||
Bangunan | Rp xxx | Laba Ditahan | Rp xxx | ||
Total Aset Tetap | Rp xxx | Total Equitas | Rp xxx | ||
TOTAL AKTIVA | Rp xxx | TOTAL PASIVA | Rp xxx |
b. Neraca Model Stafel
NERACA PT ALI | ||||
Per 31 Desember 2015 | ||||
Harta | ||||
Kas | Rp xxx | |||
Piutang | Rp xxx | |||
Persediaan | Rp xxx | |||
Total Aset Lancar | Rp xxx | |||
Aktiva Tetap | ||||
Tanah | Rp xxx | |||
Bangunan | Rp xxx | |||
Total Aset Tetap | Rp xxx | |||
Total Harta | Rp xxx | |||
Kewajiban dan Ekuitas | ||||
kewajiban | ||||
Utang Jangka Pendek | Rp xxx | |||
Utang Jangka Panjang | Rp xxx | |||
Total Kewajiban | Rp xxx | |||
Ekuitas | ||||
Modal | Rp xxx | |||
Laba Ditahan | Rp xxx | |||
Total Ekuitas | Rp xxx | |||
Total Kewajiban dan Ekuitas | Rp xxx |
B. LAPORAN LABA-RUGI
1. Laporan Laba Rugi merupakan bagian dari suatu laporan keuangan perusahaan yang dihasilkan dalam suatu periode buku atau periode akutansi yang menyajikan seluruh unsur pendapatan serta beban perusahaan yang pada akhirnya akan menghasilkan kondisi laba bersih atau rugi bersih.
Laporan laba rugi (profit and lost statement) yang disusun oleh perusahaan memiliki struktur yang terdiri atas pendapatan pada periode berjalan dan seluruh beban perusahaan, baik itu beban usaha ataupun beban diluar usaha perusahaan pada periode berjalan.
Umumnya, laporan laba rugi memiliki unsur seperti dibawah ini:Pendapatan atas penjualan |
Dikurangi oleh Beban Pokok Penjualan |
Laba - Rugi Kotor |
Dikurangi oleh Beban Usaha |
Laba - Rugi Usaha |
Dikurangi atau Ditambah Penghasilan / beban lain |
Laba - Rugi Sebelum Pajak |
Dikurangi oleh Beban Pajak |
Laba - Rugi Bersih (Net Profit or Loss) |
2. Langkah - Langkah Penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan
Laporan laba/rugi didalam rangkaian suatu siklus akuntansi disusun setelah tersusunnya neraca saldo dan adjustment entry (jurnal penyusuaian) atau setelah neraca lajur disusun.Didalam penyusunan laporan laba/rugi perusahaan kita membutuhkan mengutip seluruh saldo rekening pendapatan dan beban didalam kolom laba/rugi yang ada pada neraca saldo.3. Format Laporan Laba Rugi
Format Laporan Laba Rugi umumnya :Pada bagian header laporan laba rugi ditulis identitas perusahaan, jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan periode tahun laporanKemudian tepat dibawahnya termuat komponen komponen utama laporan laba rugi, yakni- Total Pendapatan
- Total Beban
- Laba atau Rugi
Ketiga komponen ini adalah intisari dari laporan laba rugi perusahaan.Komponen total pendapatan dan total beban diperoleh dari neraca saldo (kertas kerja) pada kolom laba/rugi.Sedangkan komponen laba atau rugi adalah selisih dari total pendapatan dan total bebanApabila pendapatan lebih besar dari beban, maka diakui sebagai laba. Dan sebaliknya apabila pendapatan ternyata lebih kecil daripada total beban maka diakui sebagai rugi.
4. Contoh Laporan Laba Rugi
Berikut ini contoh sederhana dari laporan laba rugi perusahaan :
Adapun penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan memiliki tujuan seperti berikut:
- Untuk mengetahui besar kecilnya pajak yang akan ditanggung
- Untuk mengevaluasi serta menge-check histori dari perolehan laba dari waktu ke waktu
- Mengecek efektivitas dan efisiensi usaha berdasar pada nilai biaya usaha
C. LAPORAN PERUBAHAN MODAL (Income Statement)
1. Pengertian
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada suatu periode akuntansi tertentu.
a. Laporan perubahan modal perusahaan perseorangan
Pemilik perusahaan perseorangan adalah individu tertentu, tambahan modal dapat diperoleh dari :
1) laba bersih yang diperoleh
2) tambahan modal pemilik
Pengambilan pribadi (prive) merupakan pengurang modal
b. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Persekutuan
Pemilik perusahaan persekutuan adalah dua orang atau lebih. Pada dasarnya bentuk laporan perubahan modal perusahaan persekutuan tidak berbeda dengan laporan perubahan modal perusahaan perseorangan.
Contoh
CV Ayola ini didirikan pada tanggal 3 Maret 2005, oleh Angga dan Yola dengan modal awal masing-masing Rp 20.000.000 dan Rp 20.000.000, sesuai dengan kesepakatan bahwa pembagian rugi laba sesuai dengan perbandingan modal awal mereka. Pada tahun operasi 2005 :
1) Memperoleh laba Rp 3.000.000
2) Mendapatkan setoran tambahan modal dari :
- Angga Rp 4.000.000
- Yola Rp 6.000.000
3) Pengambilan Prive
- Angga Rp 1.000.000
- Yola Rp 500.000
Dari data tersebut, maka laporan perubahan modalnya sebagai berikut.
c. Laporan Perubahan Modal Perusahaan Perseroan
Pemilikan dalam perusahaan perseroan ditandai dengan pemilikan saham. Laba perusahaan perseroan dapat dialokasikan menjadi :
1) Deviden yaitu laba yang dibagikan kepada para pemegang saham
2) Laba ditahan yaitu laba yang tidak dibagi
Berikut contoh laporan perubahan modal perusahaan perseroan :
Pemilikan dalam perusahaan perseroan ditandai dengan pemilikan saham. Laba perusahaan perseroan dapat dialokasikan menjadi :
1) Deviden yaitu laba yang dibagikan kepada para pemegang saham
2) Laba ditahan yaitu laba yang tidak dibagi
Berikut contoh laporan perubahan modal perusahaan perseroan :
D. LAPORAN ARUS KAS(Statement of Cash Flows)
Laporan arus kas adalah laporan keuangan perusahaan jasa yang menunjukkan arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek yang dengan cepat dapat dijadikan kas. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dapat diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, dengan disesuaikan bisnis perusahaan tersebut. klasifikasi menurut aktivitas bertujuan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara dengan kas.
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari pendapatan perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
- penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa,
- penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain,
- pembayaran kas kepada pemasok barang atau jasa,
- pembayaran kepada karyawan,
- penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
- pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi,
- penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:
- pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri,
- penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,
- perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain,
- uang muka dari pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan),
- pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klain terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi:
- penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,
- pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,
- penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya,
- pelunasan pinjaman,
- pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
0 komentar:
Posting Komentar